Di susun oleh :
JUNIYATI
TB. 080 496
IAIN SULTHAN
THAHA SAIFUDDIN JAMBI
Soal
mid
1.
Sebutkan
12 Asas Bimbingan dan Konseling sertakan contohnya
2.
Sebutkan
judul makalah anda dan kesimpulannya …
3.
Apa
perbedaan bimbingan dan konseling …
4.
Apa
manfaat yang anda rasakan belajar BK…
5.
Apa
rencana anda setelah tamat IAIN dan usaha apa yang anda telah lakukann untuk
menunjukkan rencana itu …
6.
Apa
kendala yang anda rasakan selama belajar di IAIN dan apa solusinya …
7.
Buatkan
tujuan layaknya BK dan jenis BK …
Jawaban
1.
12
Asas Bimbingan dan Konseling dan contohnya adalah :
1. Asas Kerahasiaan
Yaitu asas bimbingan dan
konseling yang menuntut dirahasikannya segenap data dan keterangan tentang
konseling dan peserta didik yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau
keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam
hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data
keterangan itu sehingga kerahasiaan betul-betul terjamin.
Contoh : seorang guru dan siswa,
yang siswa bercerita kepada seorang gurunya, untuk menceritakan masalah yang di
pendamnya, maka seorang guru wajib menjaga dan merahasiakan cerita dari siswa
tersebut, karena memelihara dan menepati janji merupakan salah satu karakteristik orang
beruntung.
Sebagaimana firman
Allah dalam surat (Al-Mu’minin/23 :8)
2.
Asas kesukarelaan
Yaitu asas bimbingan
dan konseling yang mengkehendaki adanya kesukarelaaan dan kerelaan peserta
didik (klien) mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukan baginya.
Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
Contoh : Guru hendaklah
menanamkan sifat sukarela dan bertanggung jawab kepada siswa, menemkan rasasukarela tampa paksaan,
minsalnya melakukan atau mengerjakan suatu pekerjaan harus tampa imbalan, tapi
menerima dan mengerjakannya dengan iklas dan rela tampa paksaan.
3.
Asas Keterbukaan
Yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik
(klien)yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun
dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi
pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan
keterbukaan peserta didik (klien). Agar peserta didik (klien) mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih dahulu
bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini bertalian erat dengan asas
kerahasiaan dan dan kekarelaan.
Contoh : Keterbukaan bukan hanya berarti “bersedia menerima bantuan dari
luar” tetapi masing-masing yang bersangkutan bersedia membuka diri untuk
kepentingan pemecahan masalah yang dimaksud. Misalnya, dalam konseling klien atau siswa diharapkan dapat berbicara
sejujur-jujurnya dan terbuka tentang dirinya sendiri.
4.
Asas Kegiatan
Yaitu asas
yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan dapat
berpartisipasi aktif di dalam penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru
Pembimbing (konselor) perlu mendorong dan memotivasi peserta didik untuk dapat
aktif dalam setiap layanan/kegiatan yang
diberikan kepadanya.
Contoh : Asas kegiatan ini mengacu
pada pola konseling “multi dimensional” yang tidak hanya mengandalkan interaksi
verbal antara klien dan konselor. Dalam konselong yang berdimensi verbal pun
asas kegiatan masih harus terselenggara., yaitu klien aktif menjalani proses
konseling dan aktif pula melaksanakan/ menerapkan hasil-hasil konseling.
5.
Asas Kemandirian
Yaitu asas
yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yaitu peserta didik
(klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan
dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan
ciri-ciri mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan,
mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing (konselor) hendaknya mampu mengarahkan segenap
layanan bimbingan dan konseling bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.
Contoh : Minsalnya, pendidik harus
mempunyai sifat yang komitmen, yang harus mempunyai pendirian yang tegar, tidak tergantung dengan
orang lain, hidup yang mandiri dan biasa mengambil suatu keputusan.
6.
Asas Kekinian
Yaitu asas
yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi
peserta didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan
masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan
apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang.
Contoh : Misalnya, ada peserta didik yang mengalami masalah maka konselor
hendaknya segera membantunya. Yang paling penting adalah masalah yang dihadapi
klien segera dapat teratasi. Masalah sekarang tidak segera diatasi maka akan
dapat menimbulakn masalah pada waktu mendatang.
7.
Asas Kedinamisan
Yaitu asas yang menghendaki agar isi
layanan terhadap sasaran layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu
bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai
dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
Contoh : Minsalnya, Ada seorang siswa yang nakal,
kemudian seorang guru menasehati dan membimbingnya untuk menunjukkan jalan yang
benar dan bagus, yang mana guru berhasil dan siswa merobah sifatnya menjadi
lebih baik.
8.
Asas Keterpaduan
Yaitu asas yang menghendaki agar
berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh
guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan.
Dalam hal ini, kerja sama dan koordinasi dengan
berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan dan konseling menjadi amat penting
dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya.
Contoh : Guru dan siswa saling bergantungan dan saling menguntungkan antara satu
sama lain, boleh bekerja sama dengan kegiatan bimbingan lain dan berkoordinasi
dangan berbagai pihak yang terkait dengan bimbingan konseling yang
menguntungkan.
9.
Asas Kenormatifan
Yaitu asas yang menghendaki agar segenap
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik
norma agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan,dan kebiasaan –
kebiasaan yang berlaku.
Contoh : Ditilik dari permasalahan
kemungkinan klien pada awalnya materi layanan Bimbingan dan konseling yang
tidak sesuai dengan norma (misalnya, klien mengalami masalah melanggar
norma-norma tertentu), namun justru dengan pelayanan Bimbingan dan konseling
tingkah laku yang melanggar norma itu diarahkan kepada yang sesuai dengan
norma.
10. Asas
Keahlian
Yaitu asas yang menghendaki agar layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah
profesional. Dalam hal ini, para
pelaksana layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling lainnya hendaknya tenaga
yang benar-benar ahli dalam bimbingan dan konseling.
Contoh : Asas keahlian selain mengacu kepada kualifikasi konselor
(misalnya, latar belakang pendidikan sarjana bidang Bimbingan dan konseling).
Juga kepada pengalaman, teori dan praktek Bimbingan dan konseling. Oleh karena
itu seorang konselor harus benar-benar menguasai praktek dan teori konseling
secara baik. Hal ini juga mengandung makna bahwa berdasarkan asas keahlian ini,
layanan konseling tidak bias dilakukan oleh sembarang orang.
11. Asas Alih Tangan
Yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas
suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan
kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing (konselor)dapat menerima alih
tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain.
Contoh : Misalnya, seorang konselor menghadapi individu yang mengalami
gangguan psikologis yang berat, maka itu wewenang psikiater, untuk itu konselor
harus melimpahkan (memindahkan) klienya kepada psikiater.
12.
Asas Tut Wuri Handayani
Yaitu asas yang menghendaki agar
pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana
mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan
rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk
maju.
Contoh : Guru memberikan
semangat kepada peserta didik atau kleinnya untuk memberikan dorongan yang kuat
agar kemauan peserta didik mempunyai kesempatan seluas-luasnya.
2. Dikarenakan kami semester VIII saya mengontrak bawah mata
kulia BK maka saya tidak memiliki judul makalah, seddangkan tugas yang di
berikan dosen pembimbing atau dosen bidang studi adalah mencari 12 asas
Bimbingan dan Konseling maka Judul makalah saya adalah adalah : 12
Asas Bimbingan dan Konseling
Kesimpulan dari judul makalah yang saya bahas adalah :
a.
Dapat mengenal dan memahami 12 asas bimbingan dan konseling
b.
Memahami dan tau apa perbedaan contoh dari 12 asas tersebut
c.
Dapat membedakan bimbingan dan konseling :
Bimbingan dan Konseling (BK) terdiri dari dua kata yaitu bimbingan dan
konselling. Agar lebih mudah dalam memberikan kesimpulan definisi bimbingan dan
konseling kita ikuti terlebih dahulu pendapat para pakar maka dapat kita
simpulkan BK itu apa :
bimbingan
mempunyai arti bantuan. Namun jika kita mau menyimpulkan pendapat para ahli
tersebut dengan pengertian yang lebih luas, maka kurang lebih kesimpulannya
adalah bahwa bimbingan merupakan bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli
kepada individu atau beberapa orang dengan memberikan pengetahuan tambahan
untuk memahami dan mengatasi permasalahan yang dialami oleh individu atau
seseorang tersebut, dengan cara terus menerus dan sitematis.
kesimpulan bahwa
pengertian konseling merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
konselor yang dilakukan secara khusus dengan cara tatap tatap muka dengan
konseli guna mengatasi masalah yang dihadapi konseling.
Setelah menguraikan beberapa definisi tentang bimbingan dan
konseleing, maka sekarang kita bisa menyimpulkan definisi Bimbingan dan
Konseling (BK) yaitu Serangkaian kegiatan berupa bantuan yang dilakukan oleh
seorang ahli kepada konseling dengan cara tatap muka, baik secara individu atau
beberapa orang dengan memberikan pengetahuan tambahan untuk mengatasi permasalahan
yang dialami oleh konseling, dengan cara terus menerus dan sitematis.
3. perbedaan Bimbingan
dan Konseling adalah :
Pengertian
bimbingan adalah proses layanan bantuan yang diberikan kepada individu agar
mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memehami diri, memahami
lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masadepan yang lebih
baik.
Sedangkan
Konseling
merupakan suatu proses untuk memebantu individu mengatasi hambatan-hambatan
perkembangn dirinya,dan untuk mencapai perkembangan yang optimal kemampuan
pribadi yang dimilikinya ,proses tersebuat dapat terjadi setiap waktu.
Konseling juga merupakan jantung hati atau inti dari pada bimbingan dan
konseling sebab konseling disamping meningkatkan potensi yang ada pada klien
juga mengarah kepada pengentasan atau pemecahan masalah yang ada pada klien
melalui tatap muka konselor baik secara pribadi maupun kelompok.
Perbedaan Bimbingan dan Konseling
Perbedaan antara
bimbingan dan konseling terletak pada segi isi kegiatan dan tenaga yang
menyelenggarakan.
Dari segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian informasi dan dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan pada fungsi pencegahan, sedangakan konseling merupakan bantuan yang dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yaitu antara konselor dan klien.
Dari segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian informasi dan dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan pada fungsi pencegahan, sedangakan konseling merupakan bantuan yang dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yaitu antara konselor dan klien.
Dari segi
tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali kelas, kepala
sekolah, orang dewasa lainnya. Namun, konseling hanya dapat dilakukan oleh
tenaga-tenaga yang telah terdidik dan terlatih. Dengan kata lain, konseling
merupakan bentuk khusus bimbingan yaitu layanan yang diberikan oleh konselor
kepada klien secara individu.
4. Manfaat yang
saya rasakan dengan adanya pelajaran BK adalah :
§ Kegiatan
BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi sangat menentukan
keberhasilan proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan atau mamfaat dari
BK sangat berpengaruh menurut pendapat saya, dengan adanya pembelajaran BK
dapat menambah wawasan dan keberanian siswa yang mana minsalnya mempunyai
mental atau keberanian yang kurang, dengan adanya pembelajaran BK dapat
mengatasi permasalahan peserta didik, pembelajaran BK juga dapat memotifasi dan
mendorong keinginan siswa dan peserta didik dalam melaksanakan belajar dan
kegiatan yang lain. Dan dapat menimbulkan sifat rasa toleransi terhadap orang
lain, memahami tentang irama hidup yang bersifat baik.
§ Memiliki
rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau
kewajibannya.
§ Memiliki
kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam
bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama
manusia.
§ Memiliki
kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam
diri sendiri) maupun dengan orang lain.
§ Memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
5. Rencana
saya setelah tamat IAIN dan usaha apa yang saya telah lakukann untuk
menunjukkan rencana itu adalah :
a. Rencana sayaa setelah tamat IAIN :
Keinginan
saya setelah tamat dari IAIN saya ingin menjadi seorang guru yang perpisional
dalam mendidik dan menasehati peserta didik dan siswa/siswi saya, saya selalu
berjuang dan tekun demi mencapai cita-cita saya ingin manjadi seorang guru. Karena
sangat besar keinginan saya menjadi guru yang saya tekuni di dalam bidang computer
dan biologi, karna saya memegang dua bidang tersebut, maka saya tidak akan
pernah berhenti dan akan terus berusaha dalam melakukan apa yang harus saya
lakukan demi mencapai keinginan dan cita-cita saya.
b. Usaha yang
saya lakukan sekarang adalah :
Usaha
yang terus saya lakukan sekarang, yaitu melamar kerja kemana saja asal saya bias
diterima menjadi seorang guru, setiap hari saya melakukan dan mencoba melamar kerja
dimana-mana dengan ketulusan dan keinginan yang besar untuk menjadi seorang
guru, demi mengapdi dan ingin mendidik peserta didik menjadi orang yang
perpisional, yang biasa menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, dan demi
menyalurkan dan membagi-bagi ilmu yang saya miliki.
6. Kendala yang saya rasakan selama belajar
di IAIN dan apa solusinya adalah :
Kendala yang saya rasakan adalaha
: kurangnya jam pelajaran dan kurangnya sara dan prasarana untuk melakukan
pratikum, dan juga kurangnya metode atau media yang digunakan dosen bidang
studi masing-masing, mahasiswa dan dosen sangat memerlukan ruangan pratikum dan
alat-alat dan prasarana yang mencukupi tapi karna kekurangan sarana dan prasara
proses belajar mengajar kami kurang memadai.
Solusinya : Hendaklah kiranya orang-orang IAIN
memperhatikan dan menambah atau melengkapi ruangan dan sarana prasarana yang
diperlukan, guna melancarkan proses belajar mengajar. Hendakla kiranya dosen
bidang studi belajar dengan menggunakan media atau berbagai metode, guna untuk
menghidupkan jalannya diskusi atau proses belajar mengajar.
7.
Tujuan
layaknya BK dan jenis BK adalah :
a. Tujuan
layaknya BK :
Tujuan layanan bimbingan ialah agar
siswa dapat :
1.
Merencanakan
kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa
yang akan datang.
2.
Mengembangkan
seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik secara optimal.
3.
Menyesuaikan
diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan
kerjanya.
4.
Mengatasi
hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan
pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut,
mereka harus mendapatkan kesempatan untuk :
1.
Mengenal dan
memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkembangannya.
2.
Mengenal dan
memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya,
3.
Mengenal dan
menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut
4.
Memahami dan
mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri.
5.
Menggunakan
kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan
masyarakat.
6.
Menyesuaikan
diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya.
7.
Mengembangkan
segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal.
Fungsi Bimbingan dan Konseling
1.
Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang membantu peserta didik (siswa)
agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan normaagama).
2.
Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialamioleh peserta didik. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
3.
Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,
yang memfasilitasi perkembangan siswa.
4.
Fungsi Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baikmenyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
5.
Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan
minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
6.
Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakangpendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa (siswa).
7.
Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa (siswa)
agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
Jenis layanan
bimbingan dan konseling :
1. Layanan Orientasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang
baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya
peserta didik di lingkungan yang baru itu.
2. Layanan Informasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai informasi
(seperti informasi pendidikan dan jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien).
3. Layanan Penempatan dan
penyaluran
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh penempatan dan penyaluran yang
tepat (misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,
jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan ektrakulikuler) sesuai
dengan potensi, bakat, minat erta kondisi pribadinya.
4. Layanan pembelajaran
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
yang baik dalam menguasai meteri pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan
kemampuan dirinya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
5. Layanan Konseling
Individual
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) mendapatkan layanan langsung tatap muka
(secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan
pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) secara bersama-sama melalui dinamika
kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (teruama dari guru
pembimbing) dan/atau membahas secara bersama-ama pokok bahasan (topik) tertentu
yang berguna untuk menunjanguntuk pemahaman dan kehidupannya mereka
sehari-hari dan/atau untuk pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu
maupun sebagai pelajar, serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan
dan/atau tindakan tertentu.
7. Layanan Konseling Kelompok
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan
pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok, masalah
yang dibahas itu adalah maalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing
anggota kelompok.